Rabu, 06 Januari 2010

Joki yang Sial (Jafar Werfete)

Sebagaimana kita tahu bersama bahwa di Wamena itu selalu diadakan Festival Lembah Baliem setiap tahun pada bulan Agustus. Festival tersebut menampilkan berbagai atraksi, lomba dan pentas seni budaya, termasuk Karapan Babi. Bedanya Karapan Babi di Wamena dengan Karapan Sapi di Madura adalah, kalau Karapan Sapi itu jokinya berada di belakang sapi, sedangkan Karapan Babi jokinya berlari lebih dulu di depan kemudian diikuti oleh babi-nya. Pada tahun 1995,Bupati Wamena J.B. Wenas memberi hadiah yang besar untuk pemenang Karapan Babi yaitu 5 juta rupiah bagi pemenang pertama, maka terjadilah perlombaan yang sangat sengit. Pada babak final, tinggal 5 ekor babi. Semua suporter tetap mengelu-elukan "Sege", nama babi dari Kampung Garam, Kurulu yang sejak babak penyisihan selalu tampil prima dan cepat, dengan jokinya Pit Mabel. Dan ternyata benar, pada saat bendera start dikibarkan oleh Bupati Wamena, Sege tetap memimpin hingga hampir mencapai finish dan menyisihkan pasangan lainnya yang terpaut jauh sekitar 40 - 50 meter. Namun apa yang terjadi, pada posisi Sege hampir mencapai finish sekitar 20 m, Sege berhenti dan sang joki terus memaksa Sege berlarti, namun Sege tetap tidak menggubris cambuk sang joki pada tubuhnya, ia tetap berdiri di tempat. Ternyata Sege sedang kencing, sang Joki pun gusar dan terus memaksa dengan cambukan yang lebih keras dan mengusir Sege agar berlari, namun Sege tetap berdiri tenang dan menikmati kencingnya hingga akhirnya pasangan babi dan joki lainnya melewati Sege dan mencapai finis. Sang Joki Pit Mabel akhirnya menangis cengengesan sambil berguling di atas rumput, ia benar-benar menyesal karena uang 5 juta yang sudah di depan mata tak dapat diraihnya gara-gara babinya kencing.

Tidak ada komentar: